Ayah, Bawa Aku ke Mesjid.
By: Ummu zaki
Saat kecil sekitar 5 tahunan, sebutlah Musa sang anak pertama dari Amir pernah menoreh kisah fantastis saat diikutkan ayahnya ke mesjid. Saat shalat sedang berlangsung dan ia ingin buang air tapi tak tau harus kemana, karena biasanya selalu diantar ke WC. Walhasil ia pun terpaku di mimbar persis depan sang imam. Aroma kotoran tercium. Dia buang air besar di celananya, diatas mimbar pula. Usai shalat sang ayah mendadak jadi cleaning service. Membersihkan dan menyikat bekas kotoran itu dan memastikan aroma jamban tak lagi terdeteksi dari lantai mimbar yang terbuat dari kayu itu.Pastinya jama'ah hari itu memperoleh kisah lucu untuk diceritakan.
Memang menjadi kebiasaan Amir mengikutkan anak sulungnya ke mesjid setiap waktu shalat tiba. Meski sebenarnya perintah untuk mengajari sang anak shalat setelah berumur 7 tahun tapi beberapa kisah dari Rasulullah yang cucunya Hasan dan Husain anak Fathimah Radhiyallahu Anha yang menyebabkan sujud Rasulullah menjadi lama karena keduanya menaiki punggung beliau sat beliau mengimami para shahabat. atau Umamah anak Zainab Radhiyallahu Anha yang menjadi sebab adanya contoh shalat sambil menggendong anak. Dan juga kisah shalat shubuh Rasulullah yang memendekkan bacaan karena mendengar tangisan bayi dari shaf perempuan. Semua itu menunjukkan bolehnya anak ikut ke mesjid di saat belum genap 7 tahun.
Musa memang selalu merengek sampai menggunakan jurus pamungkas nangis kencang pengen ikut ke mesjid. Jadilah sang ayah terenyuh terlebih kasih sayang masih terfokus tersebab anak sulung nan semata wayang. Maka ia akan senantiasa mengikutkannya ke mesjid. Tak lupa ia akan mengingatkan Musa agar tak mengganggu dan berlarian di dalam mesjid. Tapi namanya juga anak-anak yang otaknya belum bersambungan sempurna. Ia akan selalu amnesia dengan pengakuannya itu. Maka tak jarang sang ayah pulang membawa laporan kepada sang istri tentang kelakuan Musa di mesjid.
Namun seiring dengan pengulangan peringatan agar tak mengganggu suasana mesjid dan makin bertambahnya umur Musa, ia pun makin pandai membawa diri saat berada di rumah Allah. Sejak umur 7 tahun, shalat shubuh di mesjid nyaris alpa. Hingga saat berumur 10 tahunan, Ia pun sudah tak diingatkan lagi agar memenuhi panggilan sumber suara adzan.
Kini Musa telah berada pada masa remaja awal. Berada jauh dari kedua orangtuanya. Mondok disebuah pesantren membawa harapan besar kedua ibu ayahnya agar kelak menjadi qurratu a'yun, penyejuk mata dan menjadi salah satu investasi jariyah yang akan terus mengalir meski raga kedua orangtuanya telah dihimpit bumi.
Musa yang pernah berlarian didalam mesjid yang bahkan pernah buang kotoran di mimbar, kini telah menjadi imam shalat bahkan telah mengimami manusia yang pertama kali mengajarkannya a ba ta, sosok yang mengajaknya ke mesjid tanpa lelah, yang berlapang dada jika ulahnya dimesjid membuat orang lain memandang aneh padanya. Kini ia tak lagi berlarian, tak ada lagi teriakan girang yang “mengganggu” jama’ah dan tak ada lagi rengekan minta ikut ke mesjid. Namun kisah yang sama kini mulai berulang pada adiknya yang hingga kini telah 2 kali pipis dalam mesjid saat terlelap mengikuti ayahnya taklim dan sekali buang air besar di teras mesjid saat ayahnya sedang shalat berjamaah. Entah bagaimana kisah adiknya setelah 8 tahun kemudian. Namun sang ayah berharap kelak jejak-jejak memori sang penerus di Rumah Allah terekam kuat menjadi salah satu dari 7 golongan yang memperoleh naungan di hati kiamat kelak, sang pemuda yang hatinya senantiasa terpaut dengan rumah Allah.
*Dari ‘Abdullah bin ‘Amr Radhiyallahu anhu , ia berkata, “Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مُرُوْا أَوْلَادَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِيْنَ ، وَاضْرِبُوْهُمْ عَلَيْهَا وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرِ سِنِيْنَ ، وَفَرِّقُوْا بَيْنَهُمْ فِي الْمَضَاجِعِ
Suruhlah anak kalian shalat ketika berumur tujuh tahun! Dan pukullah mereka ketika berusia sepuluh tahun (jika mereka meninggalkan shalat)! Dan pisahkanlah tempat tidur mereka (antara anak laki-laki dan anak perempuan)!
مُرُوْا أَوْلَادَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِيْنَ ، وَاضْرِبُوْهُمْ عَلَيْهَا وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرِ سِنِيْنَ ، وَفَرِّقُوْا بَيْنَهُمْ فِي الْمَضَاجِعِ
Suruhlah anak kalian shalat ketika berumur tujuh tahun! Dan pukullah mereka ketika berusia sepuluh tahun (jika mereka meninggalkan shalat)! Dan pisahkanlah tempat tidur mereka (antara anak laki-laki dan anak perempuan)!
*Jika suatu masa kelak kamu tak lagi mendengar suara bising dan gelak tawa riang anak-anak diantara shaf-shat shalat di mesjid, maka sesungguhnya takutlah kalian akan kejatuhan generasi muda kalian dimasa itu. (Muhammad al-Fatih sang penakluk konstantinopel)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar