Hari itu, kembali aku menapaki ibukota yang bisa dikatakan sangat jarang kukunjungi terkecuali saat tugas kedinasan ataupun momen penting lainnya. Satu alasan yg memaksaku kembali ke kota ini adalah...Pengukuhan Mentor plus terima honor mentoring GP (ini yg penting)😀.
Bukan tentang suasana pengukuhan atau besaran honor yg kuterima yg menggerakkan jemariku tuk merekap kisah ini, tapi tentang efek honor itu sendiri (yeeee😁). Yah ... entah mengapa honor pertama ku ingin kuabadikan dalam bentuk sesuatu yang bisa ku kenang minimal dalam beberapa tahun daripada habis di perut saja.
Maka jatuhlah pilihanku pada seperangkat bahan kain gorden dan pernak-perniknya. Mumpung lg di Makassar jd bs dapat harga yg lebih murah. Sekalian mencoba menjajal kemampuan jahitku yg pas-pasan hasil otodidak n nyontek youtube,xixixi.
Aku pun bertualang mencari toko gorden yang menawarkan harga menarik bin murah. Mencoba membandingkan harga antara satu toko dengan Toko lainnya adalah spesialisku. Maklum emak2 kebiasaannya begitu. Hingga bisa menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk membeli sesuatu yg bs dihabiskan dlm semenit. Hehehe.
Aku menjatuhkan pilihan pada toko gorden yang kl dilihat dari motif dan harga tidak lebih baik dan murah dari yg sebelumnya kujajaki. Tapi satu hal yg memaksaku menjatuhkan pilihan pada toko yg harus sampai dua kali ku datangi demi membandingkan harga (segitunya...) adalah pemiliknya pribumi plus terlihat Hanif dalam balutan hijab.
Hatiku tergerakkan oleh keinginan tuk saling menguatkan perekonomian umat meski aku harus merelakan ratusan ribu selisih harga dengan Toko lainnya yang nota Bene status pribuminya abu2. Mungkin ini yang dimaksud bang saptuari *Mental kaya*. Merelakan uang lebih jatuh pada org yang tepat.
Ada rasa puas dan adem di hati saat kubarterkan honorku. Bukan Krn keinginan tuk memiliki gorden impian yg akan kujahit sendiri. Tapi aku merasa lembaran2 uangku jatuh pada org yang tepat yang akan memperkuat perekonomian umat. Jumlahnya mungkin tak ngefek bagi perubahan poros ekonomi bangsa. Tp jika setiap muslim pribumi melakukan hal yg sama bukan tidak mungkin akan memiliki efek yg besar bagi wajah perekonomian negeri ini. Bukankah hal besar berawal dari hal kecil yg banyak? Selain itu catatan honorku di akhirat kelak bisa dipertanggung jawabkan di hadapanNya dan itu yg penting.
Teringat dgn wejangan sang murabbiyah Hafizahallah kemarin " sebenarnya kita muslim pribumi turut andil membesarkan perekonomian nonpribumi yang kemudian dengan ekonomi kuat yg ditopang oleh kita pribumi sendiri mulai menggeser kesejahteraan pribumi hingga sampai pada dunia politik yg diback up dengan uang kita, yah kita menolak bertransaksi pada sesama kita hanya krn selisih beberapa lembaran rupiah. Padahal itu bs jadi sedekah bagi sesama jika kita mengikhlashkannya. Hingga dampaknya terlihat setelah puluhan tahun kita kemudian. Mungkin inilah saatnya dan kita mulai terlambat menyadarinya.
Suamiku tercinta Hafizahullah pun pernah berkata " beli sayurpun kita sebaiknya milih yang jelas identitasnya, minimal pakai hijab kl dia perempuan" maka sejak itu keahlianku bertualang antar satu toko/penjual dgn penjual lainnya tdk hanya berdasar pada harga yg kompetitif tp lebih kepada niat menghidupkan ekonomi umat. kalau bukan kita siapa lagi. meski sebenarnya bertransaksi dgn mereka yg lain tak diharamkan. Tapi bila ada yg lebih baik, mengapa tidak?
Salah satu dosen ku dulu yang begitu kharismatik dengan kesederhanaan sikap dan gaya fesyennya (prof Hafsah, rahimahallah) lebih memilih bertransaksi di warung tetangga ketimbang di mal2 yg dengan pongahnya menggeser Toko kecil di sekitarnya. "Bantulah perputaran ekonomi rakyat kecil dengan berbelanja di tokonya, meski kualitasnya tak sebaik di mal, jadikan sedekah" sebuah nasehat yg hingga kini tersimpan di memori ku dan akan kuwariskan pada generasiku.
*Husnul Khatimah
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Pembelajaran Daring: Memanusiakan manusia dimasa pandemi
Istilah pembelajaran memanusiakan manusia telah kita kenal jauh sebelum terjadi pandemi global ini. Sebuah judul buku yang pernah menjadi be...

-
Bunda Sayang Melatih Kemandirian Institut Ibu Profesional Menciptakan pembiasaan baru dalam diri anak mesti dilakukan bersama. Orang tua...
-
Terkadang orang tua memuji anaknya sebagai wujud apresiasi atas pencapaian yang telah dilakukan. Sebaliknya akan mengkritisi jika melakukan...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar