Menjawab Tantangan 10 hari tentang komunikasi produktif di hari pertama ini, aku memilih anak keduaku Zahidatun Nisa 11y sebagai objek tantangan kali ini. Pemilihannya bukan tanpa alasan. Dikarenakan ia yang anak tertua saat ini menggantikan si sulung yang telah mondok. Otomatis frekuensi komunikasi saya lebih banyak ke dia. Sebab bebannya dibanding kedua adiknya lebih besar terutama saat dimintai bantuan mengurus adiknya. Selain itu, ia menjadi pusat percontohan sikap adiknya tentunya setelah kami selaku orang tua.
Satu hal yang mengganggu komunikasi kami selama ini adalah sikapnya yang kadang membuat darah saya mendidih. Menyela saat dinasehati, atau menunda pekerjaan yang telah menjadi kesepakatan bersama. Saya sadar jika selama ini penyebab utamanya adalah komunikasi saya ke dia yang kurang produktif. Setelah mendapat materi bagaimana berkomunikasi produktif pada anak dan pasangan, Saya kemudian menyadari kesalahan komunikasi saya selama ini yang cenderung bossy. Sebuah pola komunikasi yang mirip antara bos dan bawahan. Tanpa pilihan suka atau tidak suka selama sang bos merasa itu benar dan baik. Padahal anak pun adalah individu yang memiliki preferensi sendiri yang layak dihargai.
Hari ini seperti biasa, malam Jumat adalah giliran saya piket malam di sekolah boarding. Seperti biasa anak-anak sudah menanti dan mempersiapkan diri untuk ikut mengantar saya piket malam ini. Maka dengan penuh semangat mereka memaksa diri tidur siang agar bisa tetap terjaga meski pulang jelang larut malam. Namun kemudian piket saya batal berhubung ada kegiatan lain di sekolah. Akibatnya, anak-anak dengan penuh kecewa menumpahkan kekesalan. Mulailah kata-kata rengekan dan komplain meluncur dari lisan-lisan mereka tak terkecuali Nisa yang saat itu sudah sangat antusias mempersiapkan segalanya.
Aku berusaha mendengar dan tetap tenang meladeni kalimat kekecewaannya. Biasanya amarahku akan tersulut jika ditodong seperti itu. Tapi...
Aku mencoba menenangkan diri, mengendalikan intonasi dan menggunakan suara ramah.
Kujelaskan secara gamblang dan kutawarkan alternatif pengganti. Dan Nisa menyarankan alternatif keluar ikut ayah ke dokter gigi menemani sang adik. Alhamdulillah, akhirnya drama berakhir aman dan damai tanpa amarah dan bentakan dari kedua belah pihak. Namun yang mengejutkan diakhir jelang keberangkatan, kakak Nisa membatalkan, katanya ingin menemani ibu dan Dede bayi di rumah, agar ibu tak kesepian ditinggal, duh...anak Sholehahku.
#hari1
#gamelevel1
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
#institutibuprofesional
#gamelevel1
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
#institutibuprofesional
Tidak ada komentar:
Posting Komentar